Saturday, January 14, 2017

SUDAH SEHARUSNYA MUSLIM ITU CERDAS, BAHKAN DALAM MENYIAPKAN INI . . . .


Mungkin kita lupa bahwasannya manusia hidup itu tidak selamanya, pasti setiap kita manusia akan mengalami yang namanya mati. Bukan ingin menakut - nakuti hanya saka terkadang kematian itu luput dari kehidupan manusia, kita sebagai manusia lebih senang mengejar kehidupan yang mengenakkan di dunia.
Bahkan ada anggapan di masyarakat luas itu "Muda foya foya, tua kaya raya, mati masuk surga", tapi sudahkah kita mempersiapkan untuk kategori yang terakhir?! jawabannya pasti belum.


Sabda Nabi saw, “Perbanyak mengingat si Pemusnah Kenikmatan,” adalah kalimat yang singkat namun padat. Kalimat ini memadukan antara peringatan dan nasihat. Sebab orang yang benar-benar mengingat kematian akan serta merta kehilangan rasa nikmat yang tengah dirasakannya. Dia juga kehilangan hasrat untuk merasakan lagi dimasa depan. Dia pun merasa enggan terhadap sesuatu yang sebelumnya dia idam-idamkan.



Hasan Basri berkata, “Kematian membuka aib dunia. Ia tidak membiarkan orang yang mempergunakan akal untuk memikirkannya bergembira. Tidaklah seorang hamba memaksa hatinya untuk mengingat mati kecuali dunia akan menjadi kecil dan semua isinya tak berarti baginya.



Ibnu Rajabb mengingatkan, “Wahai orang-orang yang sudah berusia 20 tahun berapa orang kalian yang telah mati, wahai orang yang telah berusia 30 tahun kalian telah menikmati masa muda tapi tidak pernah melaksanakan kewajiban, maka tidaklah kalian merasa menyesal, wahai orang-orang yang telah berusia 40 tahun masa kecil telah berlalu tapi kalian masih belum puas juga untuk bermain-main. Wahai orang yang berusia 50 tahun kalian separuh umur telah menapaki dari umur 100 tahun, wahai orang yang berumur 60 tahun kalian telah berada dimedan kematian, kematian akan segera datang. Masihkah kalian akan bermain-main dan bersenang-senang ? kematian akan sebentar lagi datang



Semua manusia pasti akan mengalami detik-detik sakaratul maut. Orang kaya, orang miskin, penguasa dan semua manusia di dunia ini. Mereka semua akan mengalami kematian.

Banyak ayat yang menjelaskan bagaimana kematian itu, tp tak sedikit pula yang sering mengabaikannya.


Setiap manusia telah ditetapkan ajalnya. Apabila ajal itu datang kepada manusia, tidaklah dapat ditunda atau dimajukan sedetikpun (QS Al-A’raf [7]34)



Setiap orang akan mengalami kematian (QS Ali Imran [3]185)



“Semua yang ada di muka bumi ini pasti binasa. Hanya Tuhanmu yang kekal. Tuhan yang Mahamulia lagi dimuliakan. (QS Ar-Rahman[55]2—27)



Sesungguhnya engkau pasti mati dan sesungguhnya mereka pasti akan mati pula (QS Az-Zumar 30)



Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS Qashahs 88)



Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh (An-Nisa 78)



Abu Darda r.a. saat datang kematian berkata, “Adakah yang mampu menolak pergumulan sedahsyat seperti ini? Adakah yang sanggup menentang serangan kematian? Maka dari itu Allah swt mengingatkan;



Wahai kaum mukmin, hendaklah kalian takut siksa pada hari kiamat, saat kalian dikembalikan kepada Allah. Setiap orang akan diberi balasan yang setimpal dengan perbuatan yang telah ia lakukan di dunia, setiap orang tidak akan dianiaya sedikit pun dalam mendapatkan balasan amalnya. (QS Al-Baqarah [2]281)



Allah adalah Tuhan Yang Maha Pemaksa terhadap semua hamba-Nya, Allah telah mengutus malaikat pengawas kalian sampai maut datang kepada salah seorang di antara kalian. Malaikat-malaikat Kami akan mencabut nyawa orang yang telah sampai ajalnya dan mereka tidak pernah mengabaikan amal kalian di akhirat. Semua manusia akan dikembalikan kepada Allah, Tuhan penguasa yang sebenarnya atas manusia. Wahai manusia, ketahuilah bahwa semua keputusan ada di tangan Allah. Allah sangat cepat menghitung amal di akhirat. (QS Al-An’aam[6]60-61)



Sungguh Kami telah ciptakan manusia. Kami mengetahui bisikkan apa saja dalam hati setiap manusia. Kami lebih dekat kepada diri setiap manusia daripada urat nadinya sendiri. Wahai manusia ingatlah ketika dua malaikat yang ditugaskan mencatat amal setiap manusia bertemu. Yang satu berada di sebelah kanan, dan yang lain di sebelah kirinya. Apa saja yang diucapkan oleh setiap manusia pasti diketahui dan dicatat oleh Raqib dan “Atid. Ketika sakaratul datang kepada setiap manusia pasti malaikat berkata kepadanya, “Inilah kematian yang dahulu senantiasa kamu hindari.” Kemudian sangkakala ditiup. Itulah hari yang dahulu diancamkan kepada manusia. Setiap manusia akan datang disertai melaikat yang menjadi saksi atas setiap perbuatannya didunia. (QS Qaaf[50]16-21)



Tetapi sayangnya banyak manusia yang lalai, mereka tidak sadar kecuali saat datang kematian,



Allah berfriman, “Sungguh dahulu kamu senantiasa melalaikan hari kiamat ini karena itu sekarang kami bukakan tabirnya untuk kamu. Mata kamu pada hari ini dapat melihat akhirat dengan amat tajam . (QS Qaaf[50]22) Astagfirullah



Saudaraku, hati orang yang tenggelam dalam dunia dan tertipu olehnya serta jatuh cinta pada berbagai syahwatnya sudah pasti lalai dari mengingat kematian. Apabila seseorang mengingat pada kematian, maka dai merasa tidak dan langsung menjauh darinya, Allah sudah mengingatkan dalam firman-Nya




“Sungguh kematian yang selalu kalian hindari itu pasti mengejar kalian. Kalian akan dikembalikan kepada Allah, Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Kemudian kelak di hari kiamat, Allah akan menjelaskan kepada kalian apa saja yang telah kalian lakukan di dunia (QS Al-Jumu’ah[62]8)


Dalam hal ini, manusia terbagi tiga, orang yang tenggelam dalam dunia, orang yang bertobat, dan orang yang mengenal Allah.



Rasulullah mengingatkan agar menghiasi hidup dengan ketakwaan saat kematian akan menjemputnya, “Jagalah lima perkara sebelum datangnya lima. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum datang sakitmu, kayamu sebelum datang kefakiranmu, waktu kosongmu sebelum datang sibukmu, dan hidupmu sebelum datang kematianmu (HR Ahmad & Tirmidzi)



Baliau saw juga mengingatkan, “Ada dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh banyak orang. Yaitu; kesehatan dan waktu luang



Memperbanyak mengingat mati dapat mencegah dari berbuat maksiat dan dapat meluluhkan hati yang keras. Ad-Daqqaq mengatakan, “Siapa yang banyak mengingat kematian, niscaya dia dimuliakan dengan tiga hal; penyegeraan tobat, kepuasan hati, dan ketekunan beribadah. Siapa melupakan kematian, tidak ridho dengan rezki yang cukup, dan kemalasan beribadah.



Ibnu umar mengatakan, “Jika kamu berada di sore hari, maka jangan menunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari maka jangan menunggu sore hari. Pergunakan kesehatanmu untuk sakitmu, dan hidupmu untuk matimu.



Dengan arti banyak orang yang terlena di saat dirinya sehat dan waktu kosong. Kemudian mereka baru merasakan berartinya dua masa ini ketika sudah hilang dari dirinya.

Abdu Darda berkata, “Apabila diingatkan tentang orang-orang yang mati, maka persiapkanlah dirimu sebagai seorang yang akan mati seperti mereka.


Bagaimana salafus sholeh mengingat kematian



Umais al-Qarni berkata, “Jadikanlah kematian sebagai bantalmu saat kamu tidur dan jadikan ia pelupuk matamu. Jika kamu bangun berdoalah pada Allah untuk memperbaiki hati dan niatmu. Kamu tidak akan pernah mampu mengobati sesuatu yang lebih berat daripada hati dan niat. Adakalanya niatmu malah berpaling darimu dan adakalanya hatimu berpaling namun niatmu datang menghampiri. Dan janganlah kamu melihat kepada kecilnya dosa tetapi lihatlah kepada keagungan Dzat yang kamu maksiati.



Ibnu Muthi memandang rumahnya terkagum-kagum dengan keindahannya lalu ia menangis dan berkata Demi Allah jika tidak ada kematian niscaya aku senang denganmu. Jika kamu bisa menjadi penolong dari sempitnya kuburan niscaya kami senang dengan kehidupan duni kemudian ia menangis dengan keras



Muadz bin Jabal saat kematian mendatanginya diwaktu sahur, ia bertutur kepada putranya, “Keluarlah, apakah fajar telah terbit? Setelah anaknya itu melihat di langit, ia menjawab, “Belum. “Jawab puttranya. Apakah fajar telah terbit? Setelah anaknya itu melihat lagnit, ia menjawab, “Ya, fajar sudah terbut.” Maka ia berkata. “Ya, fajar sudah terbit. Maka ia berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari subuh menuju ke neraka. Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa aku menyukai hidup bukan karena bercocok tanam, juga bukan karena mengalirkan sungai, atau membangun istana. Tetapi untuk apa engkau menyukai hidup, hai Abdurrahman Muadz bin Jabal? Aku menyukai hidup karena tiga hal; puasa di siang hari yang panas, qiyamulail dan berkumpul dengan orang-orang alim di majelis zikir.



Ruh hin Mudrik berkata, “Sekarang berbuat baiklah sebelum kamu sakit sehingga ringgkih (lemah), kamu tua sehingga rapuh, kamu mati lalu terlupakan kamu dikubur sehingga hancur, kamu dibangkitkan dan hidup kembali, kemudian kamu dihapadapkan dan diadili, menunggu dan menerima keputusan, atas apa yang kamu perbuat dan lakukan, kamu menghilangkan dan memusnahkan sesuatu yang merusak kejelakan-kejelekanmu syahfatmu. Sekarang berbuat baiklah saat kamu dalam keadaan sehat sejahtera




Umar bin Abdul Aziz melewati kuburan. Maka ia berkata, “Wahai kematian, apa yang engkau perbuat terhadap orang-orang yang dicintai? Manakah para kekasih tercinta itu? Mana dia rekan dan teman? Mana dia saudara dan ikhwan? Manakah pendampign dan pengawal…? Wahai maut apa engkau lakukan terhadap orang-orang yang kami cintai? Tidak ada seorang pun yang hadir menjawab. Lalu dia berkata dengan air mata bercucuran. “Tahukah kalian apa yang diucapkan oleh kematian? Orang-orang menjawab, “Tidak.” Umar berkata, “Kematian menyatakan; aku memakan kedua bola mata, aku melumatkan dua mata, aku telah memishkan telapak tangan dari lengan, dan aku telah memisahkan lengan dari bahu tangan”


Rabi’ ibn Khutsaim menggali sebuah kuburan di halaman rumahnya. Setiap kali merasa hatinya keras, dia langsung memasuki kuburan itu dan berbaring di dalamnya untuk beberapa lama berulang-ulang mengatakan,…ya Tuhanku kembalikan aku ke dunia mudah-mudahan aku selalu beramal shalih selama Engkau hidupkan aku (QS Al-Mu’minun 99-100) akhirnya dia berkata, “Hari Rabi’, kamu telah kebali ke dunia maka beramallah! Dia juga pernah berkata, “Seandainya ingatan tentang kematian pergi menginggalkan hatiku sesaat saja, nicaya hatiku hancur!



Bisyr bin al-Haristz al-hafi suatu saat ada yang menegur, “Tidakkah engkau beristirahat karena Allah dimalam hari walau sejenak? Beliau menjawab, “Rasulullah melaksanakan sholat kaki sampai bengkak-bengkak padahal beliau diampuni dosanya yang dulu dan yang kemudian, lalu bagaimana aku bisa tidur sedangkan aku tidak tahu, apakah Allah mengampuni dosaku atau tidak meski hanya satu? Beliau ditanya kenapa tidak tidur! Jawabny, “Aku takut kematian menjemputku saat tidur. Beliau berkata, “Bersegeralah-bersegerlah, sesungguhnya setiap saat diwaktu pagi dan malam pergi membawa umur!



Hasan Basri ketika memberi nasihat kepada orang-orang tua, “Wahai orang-orang yang lanjut usia! Apa yang dapat diperhatikan dari tanaman yang sudah matang? Mereka menjawab, “Sudah saatnya untuk di panan.” Wahai para pemuda! Sesungguhnya tanaman terkadang mendapt bencana hamas sebelum waktu panen tiba


No comments:

Post a Comment